Traveling Ramah Lingkungan: Cara Mudah Menjaga Alam
Saya masih ingat perjalanan pertama kali ke Pulau Komodo beberapa tahun lalu. Saat itu, saya melihat langsung bagaimana sampah plastik tersangkut di antara karang-karang indah yang seharusnya menjadi rumah bagi biota laut. Sejak saat itu, saya mulai sadar bahwa setiap perjalanan kita meninggalkan jejak—dan kita punya pilihan apakah jejak itu akan merusak atau justru melestarikan.
Traveling ramah lingkungan bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan. Dengan semakin banyaknya destinasi wisata yang mengalami kerusakan akibat kunjungan berlebihan dan perilaku tidak bertanggung jawab, sudah saatnya kita mengubah cara kita berwisata.
Kenapa Traveling Ramah Lingkungan Itu Penting?
Setiap tahun, industri pariwisata menghasilkan sekitar 8% dari total emisi gas rumah kaca global. Angka ini terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah traveler. Tapi yang lebih mengkhawatirkan adalah dampak langsung yang kita lihat: sampah di gunung, terumbu karang yang rusak karena tabir surya kimia, dan ekosistem yang terganggu karena perilaku pengunjung.
Bayangkan jika setiap dari 1,4 miliar traveler internasional setiap tahun meninggalkan satu botol plastik di destinasi wisata. Dalam setahun, ada 1,4 miliar botol plastik yang mencemari lingkungan. Ini baru dari satu item saja, belum termasuk sampah lainnya.
Mulai dari Persiapan Perjalanan
Pilih Destinasi yang Berkelanjutan
Beberapa destinasi sudah menerapkan praktik pariwisata berkelanjutan dengan serius. Misalnya, Bali baru-baru ini memberlakukan pajak bagi wisatawan asing yang sebagian dananya digunakan untuk pelestarian budaya dan lingkungan. Destinasi seperti ini patut kita dukung karena mereka menunjukkan komitmen terhadap kelestarian.
Sebelum memilih tempat tujuan, riset kecil-kecilan bisa membantu. Cari tahu apakah destinasi tersebut memiliki program lingkungan, bagaimana mereka mengelola sampah, dan apakah ada batasan pengunjung untuk melindungi ekosistem.
Pack Light dan Pack Right
Pernah memperhatikan bagaimana berat bagasi mempengaruhi konsumsi bahan bakar pesawat? Semakin ringan bagasi, semakin sedikit emisi yang dihasilkan. Selain itu, packing yang tepat bisa mengurangi ketergantungan pada barang sekali pakai.
Saya selalu membawa tumbler sendiri, sedotan stainless steel, dan wadah makanan portable. Perlengkapan sederhana ini sudah menyelamatkan puluhan botol plastik dan kemasan makanan selama perjalanan.
Selama Perjalanan: Praktik Nyata yang Bisa Dilakukan
Transportasi Lokal yang Lebih Hijau
Di Yogyakarta, saya lebih memilih naik sepeda atau berjalan kaki untuk menjelajahi kota. Selain mengurangi emisi, cara ini memberikan pengalaman yang lebih otentik. Ketika harus menempuh jarak lebih jauh, transportasi umum seperti bus atau kereta api menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan taksi atau rental mobil pribadi.
Support Local Economy
Membeli dari pedagang lokal, makan di warung tradisional, dan menginap di homestay milik warga setempat tidak hanya memberikan pengalaman budaya yang lebih dalam, tetapi juga memastikan uang kita langsung bermanfaat bagi masyarakat setempat. Ekonomi lokal yang kuat seringkali menjadi kunci pelestarian lingkungan karena masyarakat memiliki sumber daya untuk menjaga alam sekitar mereka.
Hormati Alam dan Budaya Setempat
Di gunung atau pantai, prinsip “take nothing but pictures, leave nothing but footprints” harus menjadi pedoman. Jangan memetik tanaman atau mengganggu satwa liar. Di tempat suci atau area adat, patuhi aturan yang berlaku. Pengalaman saya mengunjungi desa wisata yang mempertahankan kearifan lokal membuktikan bahwa menghormati budaya setempat justru membuka pintu untuk pengalaman yang lebih bermakna.
Setelah Pulang: Melanjutkan Komitmen
Traveling ramah lingkungan tidak berakhir ketika kita sampai di rumah. Bagikan pengalaman positif kita kepada orang lain, dukung bisnis dan destinasi yang menerapkan praktik berkelanjutan, dan terus terapkan pelajaran yang kita dapat dalam kehidupan sehari-hari.
Saya biasanya menulis review positif untuk penginapan atau tour guide yang menunjukkan komitmen terhadap lingkungan. Dukungan kecil seperti ini bisa mendorong lebih banyak pelaku wisata untuk beralih ke praktik yang lebih bertanggung jawab.
FAQ
Apa itu traveling ramah lingkungan? Traveling ramah lingkungan adalah praktik berwisata yang meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan budaya setempat, sambil memberikan manfaat positif bagi masyarakat lokal.
Apakah traveling ramah lingkungan lebih mahal? Tidak selalu. Beberapa praktik seperti mengurangi penggunaan AC, makan di warung lokal, dan menggunakan transportasi umum justru bisa menghemat budget perjalanan.
Bagaimana cara mengetahui apakah suatu destinasi sudah menerapkan pariwisata berkelanjutan? Cari informasi tentang sertifikasi hijau, baca review dari traveler lain, dan perhatikan apakah destinasi tersebut memiliki program pelestarian lingkungan yang jelas.
Apa saja barang wajib yang harus dibawa untuk traveling ramah lingkungan? Tumbler, tas belanja kain, perlengkapan makan portable, dan produk perawatan tubuh yang ramah lingkungan adalah beberapa barang esensial.
Apakah traveling ramah lingkungan membatasi pengalaman wisata? Justru sebaliknya. Praktik ini seringkali membuka peluang untuk pengalaman yang lebih otentik dan bermakna, karena kita lebih terhubung dengan lingkungan dan masyarakat setempat.
Traveling ramah lingkungan bukan tentang kesempurnaan, tetapi tentang progres. Setiap langkah kecil yang kita ambil—entah itu menolak sedotan plastik atau memilih berjalan kaki—berkontribusi pada perubahan yang lebih besar. Yang penting adalah memulai, dan terus memperbaiki cara kita mengeksplorasi dunia ini.